Minggu, 29 Juli 2012

Rizki Ramdani Lestaluhu



Rizki Ramdani lestaluhu, pesepakbola yang dikenal dengan Ramdani asal Tulehu kelahiran 5 November 1991, lulusan diklat ragunan dan penyuka konro bakar ini, merupakan satu satu nya pemain termuda sepanjang sejarah yang memulai debut nya di liga indonesia, yaitu pada saat umurnya 15 tahun 9 bulan.
        Pengidola Firman Utina dan Pablo Aimar yang identik dengan no.7 ini bercerita, salah satu factor yang membuat dia menjadi pesepakbola adalah karena bakat dari orang tua dan juga Tulehu kampung halamannya, yang merupakan kampung bola  dan pencetak pemain-pemain berbakat. sehingga setiap anak laki-laki di Tulehu sejak kecil sudah mengenan dengan namanya bola.
        2007 lalu saat dia masih terdaftar sebagai siswa diklat ragunan yang duduk di klas 3 SMA, dia di panggil oleh pelatih Sergio Dubrovin untuk naik ke Persija senior. Berjuang selama 5 tahun untuk mendapatkan 1 tempat di starting eleven, berjuang untuk mensejajarkan diri dengan pemain-pemain senior. Akhirnya, tahun ini 2011/2012 1 posisi tengah dia dapatkan.
        Namanya melambung saat menjadi salah satu skuad dalam Sea games 2011. Walaupun tidak masuk dalam starting eleven, tapi permainan nya memukau penonton saat dia biasa menyumbangkan gol dari bangku cadangan.
        Sekarang, dia di gadang-gadangkan sebagai penerus dari Ismed maupun Bepe di Persija. Nama nya juga memikat pelatih-pelatih timnas, namun dengan kondisi sepakbola yang sekarang, Ramdani masih menunggu waktu untuk bisa berseragam garuda di dada.

follow fanbasenya : @Ramdanilovers7

Rabu, 20 Juni 2012

Klaim Budaya


          Klaim budaya, sepertinya itu topic paling hangat minggu ini. Klaim budaya yang kabarnya di lakukan oleh Malaysia yang meng-klaim budaya Indonesia, yaitu tarian Tor-Tor suku batak. Seperti yang kita ketahui bukan sekali ini saja Negara sebut meng-Klaim budaya, beberapa tahun lalu Batik dan Reok juga di Klaim..
           Hal tersebut Mengakibatkan kemarahan  dari teman-teman di social media Twitter memuncak. Teman-teman berbondong-bondong membuat TTW W dengan hastag #MalaysiaMiskinBudaya. Saya merupakan salah satu yang kontra dengan hal tersebut.
          Bukan saya menyetujui klaim yang di lakukan Malaysia, namun saya lebih ingin melihat pada kenyataan yang ada di Negara kita. Sebelum Negara lain meng-klaim budaya kita, adakah yang peduli melestarikan budaya-budaya tersebut ?? jujur saya termasuk salah satu yang tidak peduli. Setelah terjadi peng-klaiman seketika berbondong-bondong orang sibuk peduli dengan budayanya. Jangan menjadi orang yang munafik. Di tambah lagi pemerintah kita yang tidak serius dalam mengolah budaya-budaya Indonesia agar di kenal dunia.
          Seharusnya apa yang di lakukan oleh Malaysia bias membuka mata kita. Jika ada regenerasi untuk melestarikannya, pasti dunia luar akan mengetahui darimana budaya tersebut berasal, dan tentunya Malaysia tidak akan berani melakukan Klaim kebudayaan.
          Sisi positif yang dapat kita ambil adalah, mari sama-sama kita menjaga dan melestarikan budaya sendiri agar Klaim yang dilakukan Negara lain tidak terjadi. Untuk Pemerintah semoga mempunyai rencana-rencana untuk membawa budaya-budaya Indonesia di mata dunia..

*Tulisan di atas lebih menggambarkan pendapat saya pribadi, bila di antara teman-teman ada yang berbeda pendapat yaah monggo…

Sabtu, 09 Juni 2012

Story about Us..


Tak terasa 1 tahun telah kita lewati bersama, hari demi hari yang terasa biasa ternyata begitu bermakna pada akhirnya. Pertemuan yang awalnya terlihat malu-malu satu sama lain sekarang bersatu tanpa mengenal perbedaan. Bahkan saat kita melewati MOS bersama-sama hanya kata basa-basi yang keluar dari mulut.
        Saat kita memasuki kelas X.1 yang sederhana namun memberikan kenyamanan bagi kita semua, akhirnya di situlah petualangan kita dimulai. Masih ingatkah saat minggu pertama memasuki masa putih abu-abu kita berganti kelas sebanyak 3 kali ??;p
        Saat hari pertama proses belajar-mengajar, kelas X.1 itu di lantai 3.Hanya satu hari kita menempati kelas itu. Kelas yang mendominankan suara emon dan jimbel saat pemilihan perangkat kelas. Karena yang lainnya masih terlihat malu-malu.
 Hari berikutnya kita pindah ke kelas di lantai 1. Lalu beberapa hari kemudian kita pindah ke kelas yang di tempati juga oleh  kakak-kakak XI bahasa.
XI bahasa,  tempat yang menyatukan kita, tempat yang memberikan suka-duka, tempat  menumpahkan kejengkelan, tempat dimana bikin pr bersama ;p, tempat dimana kita menumpahkan hal gila saat tidak ada guru, tempat bernyanyi bersama, tempat menonton film bersama ;p, tempat kita saling curhat satu sama lain. Tempat yang mengetahui betul perjalan hidup kita di masa putih abu-abu, masa perkenalan, masa transisi.Tempat yang juga mengetahui segala konflik yang kita alami di dalamnya. Hidup tanpa sebuah konflik di dalamnya seperti sayur tanpa garam. Tempat dimana Kejengkelan dengan guru-guru maupun teman satu sama lainnya tertuang di sana.
XII IPA 1, kelas ke 4 kita !! Tempat yang juga memberikan banyak cerita, tempat yang mengetahui perjalanan perpisahan kita pada akhirnya. Tempat yang kita jadikan background foto-foto webcame gila kita. Tempat yang juga di jadikan sebagai setting dari foto-foto ta’epret  yang saya, via, anya dan dina ambil (hasil vidio silahkan menghubungi Zefanya Megawati). Yang menjadi aktor dan aktris mohon memakluminya, karna sejatinya tujuan dari itu hanya lah sebagai kenang-kenangan, dan juga Tempat saat kita bingungnya membuat sebuah yel-yel..
Oh ya, bagi yang cewe-cewe, masihkah ingat pada tragedi polisi kumis ?? :p :D jadikan kejadian tersebut sebagai bumbu dalam perjalanan hidup kita, karna akan menjadi warna tersendiri yang nantinya pasti akan kita kenang…
Ada pertemuan, ada perpisahan. Dan saat sekaranglah perpisahan itu, semoga sukses buat teman-teman yang nantinya di kelas IPA, IPS maupun Bahasa. Tetap jaga tali persaudaraan, jangan pernah melupakan satu-sama lainnya. Sampai ketemu… semoga di antara kita ada yang bertemu kembali di kelas yang sama :D

X.1 semakin oke..
Semua bersatu bhineka tunggal ika..
Pancasila lah dasar kami..
UUD NKRI harga mati !!
Owo..owo..owo..owowowoowo

Karena ku sayang Smansa manado..
Ku ingin selalu ber’ada di sini..
Walau dalam keramaian
Tanpa kau sadari..

Hanya bahagia.. yang kami dapat dengan ibu ginsu
Kedisiplinan, yang kami terima di sini..
Bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah..
Inilah kami semua Sepuluh X.1..






Senin, 16 April 2012

lalalalal....

Garis lurus yang dulu kulalui kini telah berubah menjadi garis putus-putus..
Pancaran terang dari mataku yang dulu kini telah meredup.
Hatiku yang dulu utuh kini hanya tinggal serpihan..
Mungkin serpihan yang lainnya kau bawa bersamamu, atau mungkin tertinggal bersama jejakmua ..


Tahukah kamu, sekarang aku bak kapas bervolume kecil yang mudah untuk terbang tanpa arah dan juga akan mudaherjatuh secara berkala..

Tahukah kau, sekarang aku berjalan saja terhuyung-huyung karnamu..

Tahukah kau, setiap sapaanmu ketika kita bertemu telah membuat ku berharap lebih..


Hujaann...

Sang surya itu kini telah menghilang..
Bukan hlang karna di makan malam yang bergerak mendekati..
Tapi hilang di makan langit yang akan menangis..

Menyenangkan rasanya merasakan harum tanah yang baru sja di basahi oleh air hujan…
Menyenangkan rasanya melihat tanaman-tanaman yang telah mengakhiri dahaganya..
Menyenangkan rasanya melihat orang-orang berlari-lari bersama payungnya menghindari air tangisan langit..

Sabtu, 14 April 2012

Girl's of X.1

Ini postingan pertama kali saya mengenai masa-masa di SMA.. yyuukk aahh cekidoott -à

Waktu itu hari sabtu, entah tanggal berapa. Yang jelas H-2 UASnya kakak-kakak kelas 3. Di karnenakan itu, anak kelas X, yang di sekolah saya masuk siang proses KBM di selesaikan lbh cepat untuk mengatur kursi dan meja-meja bwt kakak2 tercintah yang akan ujian . Nahhh,, yg cewe2 di tugasin ngatur, sedangkan yg cowo di suruh ngungsi ke antah berantah.
Setelah cowo2 menghilang dari penjuru kelas, si Linda tiba2 ngeluarin kamera dan teriaakk.. “Foto yyuuukk..” daaaannnn…….  beraksi laah semua dengan mengatur segala posiisi biar segalanya terlihat simetris gitu.  Posisi kursi dan orang di atuur dengan heboohhnya..
Dan terciptalah beberapa foto dari berbagai gaya dan kreasi. Eehh, tapi di sela2 pemotretan seorang pak guru muncul  dan melihat kelakuan muridnya. Saya yang kebetulan melihat pak guru muncul langsung lari ke pojokan belakang kelas dan langsung ketawa setan, temen2 yang lain mlh bingung mlhat saya di kira gila. Tapi setelah mereka melihat siapa yg datang, jaddii pada malu semua.. wkwkwkwk

Di bawaah ini ada beberapa foto hasil jepret2 amatirann…..











Minggu, 19 Februari 2012

Tribune

Pancaran sang surya siang ini lagi-lagi membuatku berjalan terseok-seok untuk pulang ke rumah sehabis menuntut ilmu. Rambut panjang dan wajahku sudah di penuhi peluh keringat. Panas hari ini tentu saja sama seperti hari-hari lain di Jakarta yang semraut. Sesampai di rumah segera ku berlari menuju dapur untuk mengambil segelas air dingin dan membawanya ke kamarku. Beristirahat sejenak dengan hembusan kipas angin di kamar sepertinya pilihan yang sangat tepat.
            Sambil memandang langit-langit kamar seketika aku tersadar, besok aku harus mengunjungi tribune-tribune yang kosong, ya harus!! Dan seperti biasanya aku langsung larut dalam fikiranku sendiri mencari akal untuk izin besok.”Gue alesan apalagi ya ama bokap nyokap ??” ucapku kediri sendiri sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal. “Yaaahh jalan satu-satunya alesan tugas kelompok lagi dah gue, dan gue perlu bantuan shinta.” “I’m ready for tomorrow TIGER!!” sahutku sambil berdiri dan mempersiapkan barang-barang untuk besok.

           “Kak… disuruh makan malam sama mama..” teriakan Adit adikku menggema nyaring. “Iya sebentar, dikit lagi nih!” jawabku sekedarnya dan cepat-cepat menyelesaikan pekerjaanku. “oke, selesai juga waktunya gua isi perut sama minta izin.” aku berlari keluar kamar menuju meja makan, keluargaku sudah lengkap di meja makan. Segera aku mengambil tempat duduk dan bergabung dengan mereka. “kayaknya gw minta izin abis makan aja deh..” ucapku dalam hati.
                 Ku hampiri mama yang sedang santai di ruang tv menonton sinetron kesayangannya. “Ma, besok Rhesa mau ngerjain tugas kelompok di rumah temen jadi mungkin pulangnya sorean” ucapku melontarkan niatku. “Oh iya hati-hati besok pulangnya kalo udah sorean gitu..” “Siaaappp bos!!” sahutku gembira karna berhasil minta izin tanpa kendala sedikitpun.

            “Shinnnttaaaaaa….” Teriakku memanggil sahabatku yang satu itu sesampainya dikelas, aku sangat membutuhkan bantuannya sekarang. “Apaansih loe Sha, loe kira gua budek apa ? gak usah teriak-teriak kali..” jawabnya memprotes sambil menyisir rambut sebahunya. “Hehehe maap deh, gue butuh bantuan loe nih, bantuin yak..” “Apaan ?? oh gua tau, loe pasti mau ke senayan lagi kan ??” jawabnya sambil menatap mataku. “Heheheheh loe tau aja deh, bantu ya Shin, loe kan sahabat gua satu-satunya yang paling baik.” ucapku sambil nyengir. “Iya,jadi apa yang harus gua lakuin nih ?” “Hmm.. buat jaga-jaga aja sih, kalo nyokap atau keluarga gue ntar nelfon loe nanyain gue, bilang aja loe gak sekelompok ama gue yah..” “Haahh kelompok ? kolompok apaan ??” Tanya Shinta bingung. “udaah jawab aja gitu, gua udah minta izin buat tugas kelompok.” “Iya daah terserah loe mau apa, gue ngikut aja apa yang loe suruh.” Jawabnya sambil lalu. “makasih shinta, loe emang my beloved friend yang paling the best” jawabku tersenyum lalu memeluknya.
             “Loe gak makan sha ?” tanya Shinta saat istirahat di kantin. “Enggak aah uangnya buat entar, gua nemenin loe aja.” “Btw loe kok gak ngasih tau yang sebenernya aja sih ke ortu loe ?” tanyanya sambil memakan baksonya. “gue belum siap Shin, lo tau kan pandangan orang masih negatif”  jawabku sambil cemberut. “Ya loe harus buat mereka-mereka yang nganggep negative jadi positif dong..” “Iya gue juga udah ngerencanain gitu Shin, minggu depan deh gue coba.” “Yaudah deh terserah loe, eh salam ya ama yang ganteng-ganteng disana heheh.” “Yee elo dasar, makanya ikut gua dong sekali-kali kalo mau liad..” “Hahaha udah yuuk ahh balik kelas, udah mau masuk nih!” kami pun beranjak meninggalkan kantin yang masih lumayan ramai menuju kelas.

         Akhirnya aku sampai juga di tempat tujuan, pakaian ku yang tadi berseragam putih abu-abu sekarang telah berganti dengan baju bewarna orens kebanggaanku di stadion ini. segera aku ke loket untuk membeli tiket, dan langsung bergabung dengan anak-anak lain yang sudah kuanggap keluargaku. Setelah semuanya telah memegang tiket kami naik bersama-sama ke tribune. Tempat yang HARUS kami isi, karna itulah kami berada disini.
         Sesampainya di atas tidak ada kata berdiam diri bagi kami, walaupun pertandingan belum dimulai, tapi kami langsung berdiri menari dan menyanyi menyemangati tim kebanggan kami. Buat apa sudah datang jauh-jauh tapi hanya duduk-duduk termenung ? itu tidak di butuhkan di sini.
          Senang rasanya berada di tribune ini bersama mereka-mereka yang berbeda suku, kebudayaan dan agama untuk satu tujuan yang sama. Tempat ini tidak asing lagi bagiku, tidak seperti beberapa tahun yang lalu saat pertama kalinya aku menginjakkan kaki di sini. Tempat ini sudah seperti sahabat kedua bagiku setelah Shinta, yang jika tidak di kunjungi sekurangnya 2 kali dalam seminggu membuatku kesepian, atau seperti awan dan langit yang tidak dapat di pisahkan.

          Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 saat aku tiba di rumah, yah.. seperti biasanya mendapat introgasi dari Mama kalau aku pulang saat matahari telah terbenam, tapi tidak menjadi masalah karna sudah terbiasa. Langsung saja ku berlari ke kamar untuk membersihkan diri dan bersiap-siap begabung dengan keluargaku yang telah menunggu di meja makan. Walaupun sudah cukup sangat lelah setelah pulang tadi, aku tidak akan melupakan kewajinbanku sebagai pelajar.
         
           “Rheeesssaaa kok jam segini baru dataeng sih loe ? gue khawatir dari tadi nunggu lo tau!” “Kenapasih Shin ? heboh banget loe, kayak ada apa aja..” “Gue khawatir gara-gara liad berita ini nih!!” jawabnya dengan menunjukkan sebuah koran ibu kota ke tanganku. Ku baca dengan cepat dan seksama,di gambar yang tertera terlihat orang-orang memakai atribut serba orange dengan kayu dan golok di tangannya. Shinta menunggu di sebelahku dengan mimik wajah yang serius di tambah kebingungan melihat ekspresiku yang santai-santai saja.
          “aelah berita gini doang, gak seperti yang loe kira kok Shin, kemarin gak terjadi apa-apa. Gue udah biasa liad berita kayak gini, padahal  kenyataannya gak kayak di tempat kejadian.” jawabku santai. “Looh jadi gak terjadi apa-apa ?” “Enggak!!” jawabku tegas. “Tapi Sha, menurut gua lo harus bilang ke ortu loe yang sebenarnya dech, kalo misalnya ada yang terjadi sama loe jadinya kan gak repot.” sahutnya sambil menasehati. “Iya, tadi malem juga gue udah mikirin itu dan mutusin untuk nyeritain yang sebenernya hari ini. Sebaiknya gue beritau yang sebenarnya secepat mungkin daripada terus-terusan bohong.” Jawabku mantap “Nah gitu dong, gue doain semuanya berjalan lancar.” Ucapnya sambil tersenyum dan memelukku.

           Aku baru saja menginjakkan kaki masuk ke rumah saat Mama sedang membaca Koran di ters dan bergumam “Nonton bola aja kok mesti rusuh sih, bawa-bawa gituan lagi bikin serem aja.” Aku hanya tersenyum kecut mendengarnya, kemudian memutuskan untuk memberitahukannya sekarang. Kudekati Mama dan mulai berbicara sedikit gemetaran. “Ma, ada yang Rhesa mau bilang ke Mama, tapi Mama jangan marah ya..” ucapku memulai pembicaraan “looh ada apasih ? gak biasanya kamu gini.” kemarin sebenernya Rhesa gak ngerjain kelompok Ma, tapi nonton pertadingan bola yang di Koran itu.” Sahutku sambil melirik Koran yang masih di pegang Mama. “Apa Sha ? Mama gak salah denger ? kamu ke stadion nonton bola ?” “Iii..yyaa.. Ma, tapi tappi yang ada di berita gak seperti itu kok Ma. Gak ada kejadian apa-apa kemarin semuanya baik-baik aja.” Ucapku lagi-lagi terbata-bata “oke.. oke, tapi itu kan bahaya Sha.. kamu sendirian kesana.” “Gak ada bahaya apa-apa Ma, stadion gak seliar yang difikirkan, malah Rhesa punya temen-temen yang baik di sana. Rhesa akuin memang salah gak bilang dari dulu yang sebenernya, Rhesa minta maaf, tapi tolong jangan suruh Rhesa berhenti dating ke sana.” Ucapku menggebu-gebu, kulirik Mama yang masih diam karna shock ! Aku tau tidak mudah bagi seorang ibu mengetahui seorang anak gadisnya datang ke tempat yang umumnya tempatnya para cowo.
         “Jujur Mama kecewa dengernya Sha, kecewa kamu gak bilang apa adanya ke Mama. Mama gak bakal ngelarang kamu kok, tapi kamu harus janji, jangan pernah ninggalin sekolah dan jangan ada nilai kamu yang jeblok gara-gara itu.” Seperti tidak percaya mulutku hanya menganga lebar mendengarnya “beneran Ma ?? aaaaa.. makasih Rhesa janji bakal nurutin apa yang Mama bilang.” Sahutku senang sambil melonjak-lonjak seperti anak kecil yang mendapatkan sebuah mainan, lalu memeluk Mamaku. “iya.. iya.. kamu juga harus hati-hati kalo ada di sana, jaga diri kamu baik-baik.” “siaaapppp boooossss!! Yaudah Rhesa ganti baju dulu ya.” Jawabku semangat lalu berlari menuju kamar dengan gembiranya.
           Sampainya di kamar aku langsung mengambil handphone dan mengirimkan sebuah sms ke Shinta, memberitahukan kebahagiaanku. “Alhamdulillah.. ternyata gak sesulit yang gue pikirkan buat minta izin, jadinya malah lega deh hati gue gak ada beban lagi, lleepppaaaasss. Jalan gue buat ngisi tribune-tribune di sana juga tanpa halangan.” Gumamku Kediri-sendiri dalam kamar dengan senyum mengembang. Kulangkahkan kaki ke  lemari bututku, mengambil pakaian kebanggaanku di stadion, kupeluk kaos bewarna orens dengan gambar animasi seekor macan di depannya.
           
             Aku berdiri lagi di sini, mengisi tribune-tribune ini, mengunjungi sahabatku. Berdiri bersama keluarga-keluarga baruku, puluhan ribu keluarga orens ku. Ini waktunya kami berkreasi, bernyanyi, dan menari. Di mana tribune-tribune ini memberikan kebahagiaan bagiku dan bagi puluhan ribu keluarga orensku. Semoga tidak ada lagi orang yang melihatmu dengan fikiran negatif sahabat.





Jumat, 06 Januari 2012

my dady day !!

"six Janvier, bon Aniversaire Pere
Selamat ulang tahun papa..
Beliau keras tapi penuh kasih sayang, beliau memang tidak pernah mengucapkan dengan kata-kata tapi melalui perbuatan yang di tunjukkan untuk keluarganya..
Beliau tidak memanjakan anak-anaknya, tapi selalu mengajarkan arti kemandirian..
Beliau memang selalu sibuk, tapi akan selalu ada waktu 2 kali seminggu bersama keluarganya..
Beliau yang mengajak keluarganya mengelilingi hampir 1 Indonesia untuk menemani menjalani tugasnya..
Beliau punyaka warna orange dan ikan..
Beliau selalu tau apa yang diinginkan keluaganya...
dan beliau adlah PAHLAWAN saya..
Selamat ulang tahun papa.. semoga selalu di beri kesehatan, sukses selalu, sehat selalu dan sayang keluarga selalu...  :*